INDAHNYA BERSEDEKAH
Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Alloh seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berbuah seratus biji. Alloh melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendaki Nya. Alloh mempunyai karunia yang luas, lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqarah:261)
Sedekah paling utama yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah sedekah yang diberikan kepada orang yang paling dekat dari segi kedekatan darah, kemudian dari kedekatan tempat, kemudian menyeluruh kepada miskin yang berada di mana saja. Terkadang hati ini terkotori oleh keengganan membantu sesama saudara yang berada di bawah garis kemiskinan, padahal baginda Rasulullah SAW, senantiasa mewanti-wanti untuk tidak menyakiti hati saudara-saudara kita dengan mengabaikan, dan menelantarkan mereka karena menyibukan diri dengan urusan duniawi.
Umat Islam hendaknya menjadikan sedekah ini sebagai kebutuhan sehari-hari, laksana makan sebagai kebutuhan utama. Mengapa demikian? Karena sedekah yang diajarkan Rasul SAW adalah akan mampu mengangkat penderitaan umat seiman, akan mampu mengurangi kemiskinan yang melanda umat ini, sekurang-kurangnya meminimalisir jumlah fakir miskin yang membelengu suatu kaum. Maka ketika sedekah dijadikan kebutuhan utama, akan terasa nikmatnya melihat senyuman tersungging di bibir kaum fakir miskin, akan terdengar desah Hamdallah di mulut kaum dhu’afa, juga akan terlihat geliat para bayi generasi yang mendapatkan sesuap nasi yang dibagikan. Alangkah indahnya hidup ini, jika diantara kita menjadikan infaq, sedekah, sebagai amalan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari kehidupan ini.
Bagi para pencinta sedekah, harta yang dimilikinya senantiasa diyakini bahwa itu merupakan titipan, sehingga seberat apapun beban hidup ini, pantang untuk meminta-minta, bahkan daripada meminta belas kasihan, maka pencinta sedekah akan mengulurkan tangan walau hanya segenggam beras, sepeser recehan Baginya yang terbayang adalah janji Alloh yang akan melanggengkan karunia Nya bari para pencinta sedekah … yang terbayang di benaknya adalah, bagaimana untuk melanggengakan pahala yang tidak terputus walau sudah meninggal dunia, maka sedekah jariyah menjadi kewajibanya, yang akan terasa manfa’at dan mashlahatnya hingga di akhirat kelak….
Bagi para pencinta sedekah, senyum adalah sarana berbagi kebahagiaan dengan mereka, kaum fakir dan miskin, sehingga senyum merupakan alat terakhir manakala sudah tak mampu memberikan harta kepada mereka. Yang paling utama adalah semua kesempatan untuk berbagi kebahagiaan akan dicari oleh para pencinta sedekah. Para pencinta sedekah juga akan gerah manakala melihat kepapaan melanda saudaranya, kemiskinan melanda tetangganya, sehingga tidurnya tidak pernah nyenyak, sebelum tangannya mampu terulur membantu meringankan saudaranya.
Sesungguhnya para pencinta sedekah ini, telah teruji kualitas hatinya. Bila kita menemukan kriteria tersebut, maka dialah orang yang pasti akan amanah dalam segala hal, yang akan mampu mengayomi siapa saja disekitarnya, karena dia mampu memimpin hatinya untuk peka terhadap penderitaan sesama makhluk Allah, bukankah yang demikian tersebut sangat kita butuhkan?
Baginda Rasul SAW, adalah sosok dermawan yang luar biasa , beliau senantiasa selama hidupnya, berusaha untuk membahagiakan umat. Tak pernah bersisa di rumahnya makanan untuk esok hari, hanya karena lebih banyak disedekahkan kepada fakir dan miskin. Begitu pun beliau tidak pernah menghina kaum dhuafa, tetapi senantiasa memberikan harapan kepada mereka untuk tidak menjadi beban orang , dengan memberinya kesempatan berikhtiar yang sebanyak-banyaknya sehingga kelak tidak menjadi peminta-minta tetapi menjadi pemberi sedekah, yang senantiasa akan dilipatkan karunia harta bendanya. Firman Allah:
“ Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berbuah seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendaki Nya. Allah mempunyai karunia yang luas, lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqarah:261)